Rabu, 27 November 2013

Posted by Unknown On 17.17


PENDAHULUAN



1.       PROSES

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Bandingkan: pengolahan.

2.       PENGARUH

Pengaruh adalah yang menyebabkan sesuatu terjadi, baik secara langsung maupun tidak. Pengaruh bisa dirunut langkah mundur dari suatu dampak pada sesuatu yang terjadi tersebut. Jadi, pengaruh adalah logika terbalik dari suatu kejadian.

3.       KEPUTUSAN

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. keputusan adalah suatu ketetapan yang diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya.

Bentuk-bentuk atau jenis-jenis  Keputusan

A.  Keputusan Terprogram

Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost.

B.  Keputusan Tidak Terprogram

Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.

Dasar Pengambilan Keputusan

1.       Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.

Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini memberikan keuntungan, yaitu :
a.    Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b.   Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan

2.     Pengambilan Keputusan Rasional

Yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir. Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat diukur.

3.     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Yaitu Pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari.

4.     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.

5.     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Yaitu pengambilan keputusan yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

4.       ORGANISASI

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material,mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
·     Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang      melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
·       James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
·   Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
·        Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

5.    KELOMPOK

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
a.    Aktiv itas inteligensi: Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon
mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan
yang memerlukan pengambilan keputusan.
b.    Aktivitas desain: Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan,
pengembangan, dan analisis masalah.
c.    Aktivitas memilih: Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.

        Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan, yaitu:

a) Tahap identifikasi: dimana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.

b)  Tahap pengembangan: dimana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses        pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.

c) Tahap seleksi: dimana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

Jenis-jenis pengambilan keputusan

1.    Gaya Direktif

      Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

2.   Gaya Analitik

      Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

3.   Gaya Konseptual

      Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

4.   Gaya Perilaku

      Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

Faktor-faktor pengambilan keputusan
·         Fisik
·         Emosional
·         Rasional
·         Praktikal
·         Interpersonal dan Struktural

Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.

Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui beberapa proses, diantaranya :

1.       IDENTIFIKASI MASALAH
2.       PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.       PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.       PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.       PELAKSANAAN KEPUTUSAN

Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.

Proses yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam organisasi

§  Adanya pengaruh tekanan dari luar

         Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses  yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.

§  Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi

        Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.

§  Pengaruh dari kelompok lain

              Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.

§  Faktor pengalaman

              Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
Contoh Kasus :

Hukum untuk Para Koruptor Indonesia

Belakangan ini kita sering mendengar pemberitaan yang sangat memilukan hati Indonesia yaitu berita para pejabat yang ketahuan korupsi.  Berita pejabat korupsi ini sering kita lihat dan dengar, terlalu ramai di awal, lalu hilang dalam sekejab pada pemberitaan mata media masa di Indonesia.  Mungkin ini yang membuat koruptor tidak terlalu malu, karena mereka pikir apa yang mereka lakukan(korupsi) nanti juga masyarakat tidak tahu kelanjutanya dan akhirnya mereka bisa bersenang-senang kembali.

Keputusan hukum indonesia pada para pejabat koruptor nampaknya tidak begitu adil, bayangkan mereka telah merampas uang negara, mulai dari pajak,impor sapi hingga projek-projek pemerintahaan Indonesia namun walau begitu mereka masih bisa tersenyum tanpa malu.  Dan tidak cuma pejabat koruptornya saja yang tidak malu, keluarga koruptor pun terkadang muncul di tv seolah mereka tidak melihat dan merasakan apa yang sudah dilakukanya.  Sungguh miris bila dibandingkan dengan maling sepeda motor, maling ayam, dan copet kereta.  Yang apabila mereka tertangkap basah maka tak ada ampun baginya bahkan bisa sampai mati dipukulin.  Padahal uang koruptor lebih besar daripada motor, ayam bahkan dompet satu orang.

Penegakan hukum bagi para pejabat koruptor di Indonesia nampaknya tidak akan efektif bila hanya  dipenjara beberapa tahun dan harta korupsinya diambil.    Dan kelihatanya pemerintah kurang tegas untuk menegakan hukum bagi para koruptor.  Ini seperti ada hal yang aneh di dalam pemerintahan bangsa ini. Kongkalikong untuk merebut harta sebanyak”nya diantara berbagai pihak dalam pemerintahan sangat memungkinkan terjadi.

Hukum “tembak mati” bagi koruptor di Indonesia?? Hukum tembak mati bagi koruptor mungkin cara ini lah yang paling efektif bagi negara ini karena sudah banyaknya kasus-kasus korupsi yang terkuak di permukaan masyarakat.  Namun menurut saya ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hukuman tembak mati sulit terlaksana diantaranya:


·         Karena kita bukan tuhan, dan harus mengikuti tuhan. Maksudnya karena kita bukan           tuhan ialah karena hanya tuhanlah yang boleh mencabut nyawa setiap manusia dan             harus mengikuti tuhan karena kita harus memaafkan seseorang yang bersalah karena         tuhan pun memaafkan umatnya yang benar-benar bertobat.
·         Karena mereka masih punya keluarga yang harus dinafkahi.
·         HAM atau hak asasi manusia untuk bisa hidup.
·         Mungkin semua orang didalam pemerintahaan koruptor makanya mereka tak berani           membuat keputusan seperti itu.

Pengaruh Hukuman mati dari luar.

Indonesia harusnya bisa belajar dari negeri China yang menerapkan hukum seperti ini.  China yang mulai menerapkan hukuman mati pada maret 1998 yang pada saat itu Perdana Menteri China Zhu Rongji mengucapkan sumpah melenyapkan korupsi dengan jalan menyiapkan seratus peti mati dimana sembilan puluh sembilan untuk para koruptor dan satu buah peti untuk dirinya bila berbuat hal yang sama.  Hasilnya??  China kini menjadi salah satu raksasa ekonomi di dunia dengan pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen lebih.  Selain China, mungkin Singapura merupakan negara pertama yang membentuk Biro Penyidik Praktek Korupsi di tahun 1982 seperti yang nantinya dicontoh juga oleh Indonesia dengan KPK-nya.
Atau bagaiman jika meniru Hongkong dengan Independence Corruption Agains Commisionnya(ICAC) yang dibentuk tahun 1974, atau Malaysia dengan Bada Pencegah Rasua(BPR) sejak tahun 1967. 

Pengaruh Hukuman Mati dari dalam.

Dari survey yang diadakan oleh Transparency International menunjukan bahwa Indonesia masih menduduki peringkat 130 dari 136 negara terkorup dengan index 2.4 lalu pada tahun 2007 survei mencakup 180 negara, Indonesia berada di peringkat 145 dari 180 negara terkorup.  Berikutnya pada tahun 2009 Indonesia menduduki posisi 111 dari 180 negara terkorup.  Dan pada tahun 2010 Indonesia memuncaki peringkat atas negara terkorup di Asia Pacific. 

Dengan adanya data-data ini yang di buat oleh para koruptor negara ini saja bisa kita lihat sendiri bagaimana peningkatan kasus korupsi di Indonesia.  Sungguh luar biasa memalukan sekaligus membuktikan bahwa hukum untuk koruptor di Indonesia pada saat ini tidak efektif dan hanya sia-sia belaka.  Dan faktor lainya ialah para koruptor yang masih bisa bersenang-senang dipenjara tanpa malu dan mendapat fasilitas hotel bintang lima.



Kesimpulan
Jadi pengambilan keputusan bisa di dasarkan pada banyak hal dan banyak cara. Bisa mulai dari voting, pengambilan suara secara bermusyawarah dan juga keputusan langsung yang di ambil dari pemimpin organisasi tersebut. Tapi inti dari semua itu, pengambilan keputusan harus berdasarkan kepada fakta yang ada dilapangan dan memperkirakan kemungkinan kemungkinan yang ada yang timbul dari proses pengambilan keputusan tersebut apakah itu berdampak  baik atau buruk dan itu harus difikirkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.


0 komentar:

Posting Komentar