Pendapatan nasional dapat didefinisikan tiga cara, yaitu:
Nilai seluruh produk ( barang dan jasa) yang diproduksi
dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh factor produksi
dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
1. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana
Dua Sektor
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana
Dua Sektor adalah Produk Nasional Neto dikurangi pajak tak langsung ditambah
subsidi. Jumlah inilah yang diterima faktor produksi yang dimiliki penduduk
suatu negara. Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua
Sektor merupakan penjumlahan dari lima hal, yaitu;
a. Upah atau gaji yang diterima buruh atau karyawan
b. Pendapatan dari seseorang yang melakukan bisnis individu
(bukan perusahaan)
c. Keuntungan perusahaan
d. Pendapatan bunga selisih dari perusahaan
e. Pendapatan sewa
2. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan
Model Analisis dengan variabel investasi tabungan adalah
pengeluaran yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang lebih
banyak lagi , atau dengan kata lain merupakan pengeluaran yang ditambahkan
kepada komponen-komponen barang modal. Tujuan dari pelaksanaan model analisis dengan variabel
investasi tabungan ini adalah mencari keuntungan di kemudian hari melalui
pengoperasiaan mesin dan pabrik. Analisis keuangan pemerintah biasanya mencakup 4 aspek
sebagai berikut, yaitu :
Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit /
surplus anggaran dan sumber-sumber pembiayaannya;
Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor
riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal
Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah;
Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh
operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang
beredar;
Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau
pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih.
Terdapat sumber data untuk memperkirakan Investasi dan
Tabungan Nasional, yaitu :
> Data Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku
menurut penggunaan
> Neraca Arus Dana yang digunakan oleh tim gabungan
B.P.S., Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan.
Dalam menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto
terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data Produk Domestik
Bruto menurut penggunaan. Kalau kita menganggap bahwa perkiraan Investasi dan
Tabungan Nasional Bruto yang dihasilkan oleh Tim Gabungan B.P.S., Bank
Indonesia, dan Departemen Keuangan lebih mendekati kebenaran, maka seyogyanya
data statistik Produk Domestik Bruto menurut penggunaan yang dipublikasikan
oleh B.P.S. perlu diperbaiki.
3. Angka Pengganda
Uraian mengenai proses multiplier dengan menggunakan contoh
angka dapat menerangkan bagaimana proses tersebut wujud, tetapi tidak
menerangkan secara jelas bagaimana menentukan besarnya nilai multiplier.
Penghitungan nilai multiplier dapat dengan lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan aljabar.
Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan perbelanjaan
agregat bukan saja diakibatkan oleh perubahan dalam investasi, tetapi juga oleh
pajak dan pengeluran pemerintah. Besarnya nilai multiplier dari perubahan
berbagai faktor tersebut akan diterangkan dalam uraian berikut ini.
Empat jenis multiplier akan ditentukan besarnya, yaitu:
multiplier investasi, pengeluaran pemerintah, pajak dan anggaran belanja seimbang.
Penghitungan nilai multiplier yang akan diterangkan menggunakan
pemisalan-pemisalan di bawah ini:
Fungsi konsumsi adalah C = a + bYd.
Dua bentuk sistem pajak akan digunakan. Dalam contoh yang
pertama pajaknya adalah pajak tetap, yaitu T = Tx, sedangkan dalam contoh kedua
pajaknya adalah pajak proporsional, yaitu: T = tY.
Fungsi investasi yang asal adalah I dan fungsi pengeluaran
pemerintah yang asal adalah G.
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
∆Y = K . ∆I
Dimana K adalah angka pengganda.
Contoh Soal (1):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 +
0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar
120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang
adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Contoh Soal (2):
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 +
0,75Y. Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX)
= 6 dan pembayaran transfer: (Tr) = 5.
Ditanya:
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan
pajak sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan
pembayaran transfer sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2.
Berapa pendapatan sekarang (Ysek), apabila terdapat tambahan
pengeluaran pemerintah sebesar 2.
Jawab:
Apabila terdapat tambahan pajak
∆Y = K . ∆I
∆Y = (-3) . 2 = -6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + (-6) = 114 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan pembayaran transfer
∆Y = K . ∆I
∆Y = 3 . 2 = 6
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 6 = 126 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan investasi
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Apabila terdapat tambahan pengeluaran pemerintah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
4. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflsi dan Pengangguran
Salah Satu masalah jangka pendek dalam ekonomi yaitu
inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan
tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus.
Ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
2) Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
3) Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
Tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan
salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah ekonomi yang dihadapi
suatu negara. Bagi negara yang perekonomiannya baik, tingkat inflasi yang
terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen
dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar
antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi.
Ekonomi Sederhana (Tertutup)
Dengan asumsi tidak adanya ekspor dan impor dan tidak ada
pemerintah maka komponen permintaan agregat (aggregate demand) atau output sama
dengan konsumsi (dengan notasi C)ditambah dengan investasi (dengan notasi I).Y
= C + I (1)Seperti telah disebut diatas output, Y sama dengan income. Persamaan
(1) diatas artinya bahwaoutput yang diproduksi oleh ekonomi sama dengan
aggregate demand dimana aggregate demandini terdiri dari konsumsi dan
investasi.
Output ini juga sama dengan income yang diterima olehseorang
pelaku ekonomi (misalnya pengusaha) dan digunakan sebagian untuk konsumsi
dansisanya akan digunakan untuk belanja barang modal guna melanjutkan proses
produksi berikutnya, belanja ini dikategorikan sebagai investasi untuk
memproduksi barang dan jasaselanjutnya.
Dengan demikian income (output) dari sisi produsen digunakan
untuk konsumsi (C) dan sisanya diinvestasikan (I). Dari sisi alokasi income
atau konsumen maka income yangdidapat akan digunakan sebagian besar untuk
konsumsi dan sisanya akan ditabungkan (S), hal inikarena konsumen tidak
mempunyai usaha sendiri seperti halnya dengan produsen sehingga
formula
(1) diatas dapat ditulis sebagai berikut :Y = C + S
(2) Bila kedua persamaan diatas digabung maka didapat C + I
= Y = C + S
(3) Persamaan sebela kiri adalah komponen aggregate demand
atau output dan sebelah kanan adalah aloksi atau penggunaan income. Atau output
yang diproduksi sama dengan output yang dijualdan sama dengan income yang
diterima. Income yang diterima digunakan untuk konsumsi dansisanya ditabung.
Persamaan diatas akhirnya menjadi:I = S
(4) Saving sama dengan investasi, artinya sumber dana untuk
investasi berasal dari tabungan. Darisisi aggregate, konsumen atau private
sektor tidak melakukan investasi sendiri terhadap uangnyayang berlebih tetapi
pada umumnya akan menyimpan uangnya di Bank sebagai tabungan (S) dan bank akan
menyalurkan dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan berupa
kreditusaha atau investasi (I).
Dari sisi individual saving yang dilakukan oleh konsumen
tidak berartiakan langung dialoksikan kepada kegiatan produktif (productive
investment), karenaketerbatasan yang dimiliki oleh konsumen sehingga mereka
memerlukan jasa perbankan untuk melakukan kegiatan tersebut.2. Konsumsi dan
InvestasiApabila tabungan berjumlah cukup besar, maka akan digunakan untuk
kegiatan menghasilkankembali barang dan jasa yang diperlukan konsumen. Dengan
kata lain, tabungan akan digunakanmelakukan investasi. Bila digambarkan dengan
rumus, maka akan didapat rumus berikut ini :Y = C + SY = C + I sehingga I =
SFaktor ± faktor yang mempengaruhi besar investasi anatara lain:
1. Tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi
keinginan untuk berinvestasi, dansebaliknya.
2. Jumlah permintaan. Semakin besar jumlah permintaan
konsumen terhadap barang dan jasa,keinginan untuk melakukan investasi juga
semakin besar.
3. Perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi juga akan
meningkatkan keinginan untuk berinvestasi, karena teknologi yang maju akan
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah keuntungan.
Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pengangguran di IndonesiaSalah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro
adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh
teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi,
pengangguran dan neraca pemba-yaran. Munculnya ekonomimakro dimulai dengan
terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929.
Depresimerupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi
di mana kegiatan produksi terhentiakibat adanya inflasi yang tinggi dan pada
saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula.Inflasi (inflation) adalah
gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus
menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya
bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak
dapat dikatakaninflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan
inflasi ini. Oleh karena itu,tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara
merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang
dihadapi suatu negara.
Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang
terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkatinflasi yang
berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah.
Selanjuttingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan
inflasi yang tinggi. Namundemikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi
yang lebih serius atau sangat tinggi,misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan
tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper
inflasi (hyper inflation).
5. Pengertian Uang
Penemuan alat tukar tidak menyelesaikan persoalan, karena
alat tukar yang digunakan belum memiliki pecahan sehingga sulit dinilai, sulit
disimpan, tidak tahan lama dan berat di bawah ke mana-mana. Kemudian, muncul
uang logam yang digunakan sebagai alat tukar karena memiliki nilai tinggi yang
digemari oleh masyarakat umum. Selain itu, uang loga juga tahan lama dan tidak
mudah rusak. Logam yang dianggap bernilai tinggi adalah emas dan perak.
Syarat-syarat dan Pengertian Uang
Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa
syarat-syarat uang adalah sebagai berikut:
1. Bisa diterima oleh masyarakat.
2. Tahan lama atau awet, tidak cepat rusak.
3. Memiliki nilai yang stabil atau tidak mudah berubah dalam
jangka waktu yang lama.
4. Mudah disimpan, dibawa ke mana-mana atau dipindahkan.
5. Bisa dibagi/dipecah tanpa mengurangi nilai.
6. Kualitasnya relatif sama di manapun.
7. Jumlahnya relatif terbatas, dan tidak mudah diduplikasi.
Bentuk-bentuk uang ada bermacam-macam, yakni sebagai
berikut:
1. Uang fiat/token, yaitu uang yang memiliki nilai di atas
kertas (nominal) jauh lebih tinggi ketimbang bahan pembuatan uang itu sendiri.
Misalnya, uang kertas 100 ribu yang nilainya lebih tinggi daripada bahan kertas
pembuatnya. Kenapa demikian? Karena pemerintah dan masyarakat telah sama-sama
setuju menghargai dan menerima uang tersebut sesuai dengan nilai di atas
kertas. Biasanya uang dijamin dengan cadangan emas.
2. Uang komoditas, yakni uang yang nilai pembuatannya sama
dengan nilai nominal yang tertera pada uang tersebut. Contohnya, uang emas,
perak, perunggu, dan sebagainya.
3. Uang Hampir Likuid Sempurna, yakni aset yang dijadikan
uang, namun aset tersebut tidak dapat dipakai membayar karena harus ditukar
dengan uang fiat atau komoditas.
Lebih lanjut, jenis-jenis dan Pengertian Uang ada tiga
jenis, yakni:
1. Uang kartal merupakan uang yang dijadikan sebagai
alat pembayaran sehari-hari karena dianggap sah dan telah diterima secara
umum. Uang kartal biasanya berupa uang kertas dan uang logam.
2. Uang giral adalah suatu tagihan bank umum yang
dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam transaksi. Uang giral dapat
dicairkan di bank di mana uang giral tersebut ditukarkan dengan uang kartal.
Masyarakat tidak wajib menerima pembayaran uang giral. Namun, transaksi dalam
jumlah sangat besar lebih praktis dengan menggunakan uang giral, misalnya
berupa cek. Penggunaan uang giral juga lebih aman karena tidak perlu membawa
uang kontan ke mana-mana yang beresiko dirampok oleh penjahat. Contoh lain uang
giral adalah giro, telegraphictransfer, dan sebagainya.
3. Uang kuasi merupakan sertifikat berharga yang
seringkali digunakan sebagai alat pembayaran dalam pasar finansial. Contoh uang
kuasi, yakni obligasi, saham dan surat-surat berharga lainnya.
6. Teori Uang dan Motif Memegang Uang
1.Teori Uang
Teori uang terdiri atas dua teori yaitu, teori statis dan
dinamis
Teori Uang Statis
yang termasuk teori uang statis adalah:
Teori Metalisme
uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-
buat
Teori Konvensi
uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk
mempermudah penukaran
Teori Nominalisme
uang diterima berdasarkan nilai daya belinya
Teori Negara
uang bernilai karna adanya kepastian dari negara
2. Teori Uang Dinamis
yang terdiri dari teori uang dinamis yaitu:
Teori Kuantitas dari David Ricardo
teori menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat
tergantung pada jumlah uang yang beredar. yang dirumuskan sbb P = 1/k M
Teori Kuantitas dari Irving Fisher
barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.
rumusnya MV = PT
Teori Persediaan Kas
Teori Ongkos Produksi
3. Motif Memegang Uang
Untuk keperluan transaksi (transaction motive)
Orang memegang uang tunai guna melancarkan transaksi –
transaksi yang dilakukannya. Jumlahnya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasional dan tingkat bunga.
Untuk berjaga – jaga (precautionary motive)
Orang memegang uang tunai untuk berjaga – jaga terhadap
keadaan tertentu diluar transaksi normal.
Untuk spekulasi (speculation motive)
Orang lebih suka memegang uang tunai jika hasil yang
diharapkan dari memegang uang tunai lebih besar dari pada jika dibelikan asset
atau harta lainnya.
7. Bank Sentral dan Bank Umum
1. Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan
yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu Negara.
Bank sentral di Indonesia bernama Bank Indonesia yang
bertugas untuk:
Mengatur dan menjaga kestabilan nilai rupiah
Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta
memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia melakukan tugas sebagai
berikut:
Bank Sirkulasi, yakni mempunyai hak tunggal untuk
mengedarkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah.
Banker’snBank Bank Sentral juga dianggap sebagai Bank-nya
Bank.
Lender of last resort. BI dianggap juga pemberi pinjaman
pada tingkat terakhir (kredit likuiditas darurat).
2. Bank Umum
Bank Umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa
– jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat
perorangan maupun lembaga – lembaga lainnya.
Fungsi Bank-Umum secara lengkap adalah :
Mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk
dipinjamkan pada pihak lain atau membeli surat berharga.
Mempermudah dalam lalu lintas pembayaran uang.
Menjamin keamanan uang sementara tidak digunakan, misalnya
menghindari risiko hilang, kebakaran, dll.
Menciptakan kredit, yaitu dengan cara menciptakan demand
deposit dari kelebihan cadangannya.
Perbedaan Bank Sentral dan Bank Umum:
Bank Sentral
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan
1. Lembaga yang tidak mencari keuntungan
2. Kegiatan bank dikelola oleh pemerintah
3. Bertindak sebagai pengawas dan pembina bank
4. Dapat secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha bank
5. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam
6. Tidak memiliki saingan
7. Bertindak sebagai Lender of The Last Resort bagi perbankan
8. Tidak melayani jasa perbankan bagi individu dan perusahaan non-Lembaga Keuangan
Bank Umum
Merupakan badan usaha yang mencari untung
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan uang giral
6. Melakukan persaingan antar bank
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum
2. Umumnya secara kuantitas dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta
3. Diawasi dan dibina oleh bank sentral
4. Kegiatan operasinya dipengaruhi oleh bank sentral
5. Hanya dapat menciptakan uang giral
6. Melakukan persaingan antar bank
7. Harus memiliki rekening pada bank sentral
8. Melayani baik pribadi maupun perusahaan (masyarakat) secara umum
8. Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur
penawaran uang (jumlah uang beredar) dan tingkat bunga. Kebijakan ini
dilaksanakan oleh Bank Sentral. Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah, mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya
mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi.
Jika yang dilakukan adalah menambah jumlah uang yang
beredar, maka dikatakan pemerintah menempuh kebijakan moneter ekspansif
(monetary expansive). Sebaliknya jika jumlah uang yang beredar dikurangi, maka
dikatakan pemerintah melakukan kebijakan moneter kontraktif atau kebijakan uang
ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dibedakan atas kebijakan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. kebijakan moneter kuantitatif merupakan kebijakan
umum yang berusaha untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat
bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan kualitatif bersifat kebijakan
terpilih atas beberapa aspek masalah moneter yang dihadapi pemerintah.
A. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu:
1. Operasi Pasar Terbuka
Bank
sentral dapat melakukan perubahan atas jumlah uang yang beredar dengan cara
melakukan jual beli surat-surat berharga. Pada saat perekonomian sedang
mengalami "kelesuan" atau resesi, untuk mendorong perkembangan
kegiatan ekonomi, uang beredar perlu ditambah. tindakan yang dilakukan Bank
sentral dengan membeli surat-surat berharga, sehingga uang yang beredar
bertambah jumlahnya, Pembayaran yang dilakukan bank sentral menyebabkan
cadangan yang ada pada bank-bank umum menjadi bertambah besar.
Sedangkan
pada saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang
beredar harus dikurangi. tindakan yang dilakukan bank sentral ialah menjual
surat-surat berharga.
2. Mengubah Tingkat Diskonto
Yang
dimaksud tingkat bunga diskonto ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah
kepada bank umum yang meminjam kepada bank sentral. Bila pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga
pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga yang lebih rendah maka akan
meningkatkan keinginan bank-bank umum untuk meminjam untuk kepada bank sentral.
sehingga jumlah uang yang beredar menjadi bertambah.
sebaliknya jika ingin menahan laju pertambahan jumlah uang
beredar, pemerintah menaikan tingkat bunga pinjaman. Hal ini akan menekan
keinginan bank-bank umum untuk meminjam kepada bank sentral.
sehingga pertambahan jumlah uang yang beredar bisa ditekan.
3. Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Penetapan
rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika rasio
cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank untuk memberikan kredit menjadi
lebih kecil dibanding sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah
uang yang beredar. Demikian juga sebaliknya jika bank sentral ingin menambah
jumlah uang yang beredar untuk menggerakan kegiatan ekonomi dapat dilakukan
dengan menurunkan rasio cadangan minimum di bank-bank umum.
B. Kebijakan Moneter Kualitatif
1. Pengawasan Kredit secara selektif
Pengawasan
kredit secara selektif bertujuan untuk memastikan bahwa bank-bank umum
memberikan kredit /pinjaman sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah.
Misalnya, untuk mendorong kegiatan di sektor industri, bank sentral dapat
membuat peraturan terhadap bank-bank umum. Peraturan tersebut mengharuskan
bank-bank umum untuk meminjamkan sebagian dananya kepada usaha-usaha di bidang
industri.
2. Pembujukan Moral
Dengan
imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan dan mengendalikan uang yang
beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia selaku bank sentral dapat memberikan
saran agar perbankan berhati-hati dengan kreditnyaatau membatasi keinginannya
untuk meminjamkan uang dari bank sentral.
0 komentar:
Posting Komentar